TEMPO.CO, Taiwan - Wisata di Taiwan tak hanya identik dengan belanja dan makanan. Ada banyak destinasi yang sedang dikembangkan antara lain wisata perkebunan dan peternakan.
Di bawah naungan organisasi nirlaba Taiwan Leisure Farm Development Association atau TFLDA, negeri ini membidik wisatawan yang ingin menikmati kesegaran produk pertanian dan perkebunan langsung di sana. "Turis bisa datang dan mencicipi buah-buahan maupun produk pertanian dari sumbernya langsung," kata Ngan Kok Lim, Marketing Secretary TLFDA, di Taoyuan, Kamis, 21 September 2017.
Baca juga:
4 Hal yang Tak Boleh Dilewatkan saat Berada di Laweyan Solo
Yuk, Berburu Diskon di Garuda Indonesia Travel Fair
Untuk melihat destinasi agrowisata yang sedang dikembangkan di Taiwan, TLFDA mengundang 12 jurnalis dari Indonesia termasuk Tempo. Ada tiga destinasi yang dikunjungi dihari pertama, yaitu Musinchuan Leisure Farm atau Spring Mountain, Persimmon Brother Farm dan Fairy Lake Leisure Farm.
Musinchuan Leisure Farm terletak di desa Jhunghe Village. Perkebunan bunga menjadi andalan tempat wisata yang berada di ketinggian 600-900 meter di atas permukaan laut itu. "Waktu yang tepat untuk datang ke sini adalah bulan Juni atau Juli. Saat itu bunga-bunga lili akan mekar sempurna dan warna kuningnya akan memenuhi seluruh taman," kata Kok Lim yang sekaligus menjadi pemandu wisata kami selama perjalanan.
Selain lili, bunga-bunga lain di taman ini adalah sakura dan hydrangea. Sayangnya, kami datang saat musim gugur akan dimulai, sehingga tak tampak hamparan lili. Setiap wisatawan akan dikenakan tiket masuk sekitar Rp 45 ribu yang bisa ditukar dengan makanan atau minuman dengan harga yang sama.
Selain kebun bunga, wisatawan dapat menikmati makanan lezat berlabel halal di Mushincuan. Harga yang ditawarkan tak terlalu mahal mulai 360-420 NTD (new Taiwan Dolar) atau Rp 158 ribu-Rp 185 ribu, untuk menu seperti Kimchi Hotpot, Mushroom Hotpot, Lemon Chicken dan Blackpaper Beef. Porsinya cukup besar, bisa untuk dua orang. Sebagai penutup, kami disuguhi soup bunga lili dan wafel bertabur krim serta kacang merah.
Dari Mushincuan Farm Leisure, kami meneruskan perjalanan ke Persimmon Brother Farm di distrik Chiayi. Di perkebunan yang dikelola suami istri itu mengandalkan buah kelengkeng dan kesemek sebagai komoditas utama. "Semua yang kami tanam di sini sejak 10 tahun terakhir menggunakan teknik organik, sehingga buah-buah yang diambil pengunjung aman bila langsung dimakan," kata Lee, pemilik perkebunan. Baca: Fotografi: 9 Jurus Sukses Merekam Tingkah Manusia
Salah satu rekan jurnalis, Tertia, mencicipi buah kelengkeng yang dipetik langsung dari pohonnya. "Rasanya manis sekali, daging buahnya tebal dan segar," katanya.
Persimmon Brother Farm baru dibuka untuk publik sejak setahun terakhir. Menurut Lee dalam sebulan, rata-rata terdapat 150 pengunjung yang datang ke kebun seluas 2,7 hektare tersebut. Ia tak mengutip tiket masuk. Pengunjung cukup membayar seharga buah yang akan dibeli.
Setelah mengunjungi Persimmon Brother Farm, kami menutup wisata hari dengan beristirahat di Fairy Lake Leisure Farm. Kamar penginapan yang terletak di atas bukit ini berupa rumah-rumah kayu yang ditata menyatu dengan kebun buah. Ada bermacam buah di lokasi seluas 52 hektare tersebut seperti kelengkeng, leci, jambu biji, jeruk dan lain-lain. Seperti namanya Fairy Lake, dari bukit di kawasan hotel, saat cuaca cerah di pagi hari terhampar awan putih menyerupai danau. "Untuk itu kami menyebutnya fairy lake, atau danau seperti sebuah dongeng," kata Kok Lim.
DEWI RINA (Taiwan)
Baca Kelanjutan Dari Agrowisata Taiwan, dari Makanan Halal hingga Petik Buah Sendiri - Tempo : http://ift.tt/2hndmZr
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Agrowisata Taiwan, dari Makanan Halal hingga Petik Buah Sendiri - Tempo"
Post a Comment